Jumat, Agustus 1

Pemimpin Yang Menginspirasi (LionMag Agustus 2014)


JEMY V. CONFIDO. Seorang teman saya mengeluh. Setiap kali dia bertemu dengan atasannya yang sekarang, ia selalu merasa kelelahan. Padahal ia tidak harus mengerjakan apa pun, selain hanya duduk mendengarkan atasan tersebut bicara. Berbeda dengan atasan sebelumnya. la begitu menantikan pertemuan dengan atasannya tersebut. Meskipun ia tidak diberi apa-apa, tapi setiap kali bertemu dengan atasannya yang lama, ia selalu menjadi lebih bersemangat. Apa sebabnya?

Setiap manusia memiliki energi. Tanpa disadari, energi tersebut bisa bertambah atau berkurang setiap kali bertemu dengan orang lain. Tergantung apakah orang yang dijumpai itu bersifat menambah energi atau mengurangi energi. Dalam kasus teman saya di atas, atasannya yang baru menyita energi teman saya tersebut sehingga ia merasa kelelahan meskipun hanya diminta duduk mendengarkan. Sedangkan atasannya yang lama justru menambah energinya. Pemimpin seperti atasan yang lama inilah yang saya sebut pemimpin yang menginspirasi atau inspiring leader.

Inspirasi dibutuhkan oleh bawahan untuk membuat mereka tetap bergairah dalam mencapai tujuan meskipun tekanan yang dihadapi cukup berat sementara imbalan yang diinginkan belum bisa diterima sebelum tujuan tersebut tercapai. Pencapaian-pencapaian besar dalam sejarah umat manusia bisa terjadi karena inspirasi yang diberikan oleh para pemimpinnya. Sebut saja perjalanan bangsa Yahudi meninggalkan Mesir di bawah kepemimpinan Nabi Musa, hijrahnya umat Islam di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad, hingga kemajuan yang bisa diraih Singapura di bawah kepemimpinan Lee Kuan Yew. Karena dua contoh sebelumnya telah lebih dikenal, maka saya akan menceritakan sedikit lebih banyak contoh yang ke-tiga.

Setelah Singapura menjadi negara merdeka, Lee memiliki pekerjaan rumah yang sangat banyak untuk mengubah Singapura yang berantakan dan miskin pada waktu itu. Seorang teman saya berkisah, pada tahun 1965-an, ia harus berjalan 2 KM untuk menimba air dan membawanya pulang ke rumah untuk kebutuhan keluarga. Bahkan pada masa itu, menemukan mayat di pinggir jalan di Singapura bukanlah hal yang aneh. Lalu bagaimana Singapura bisa menjadi demikian maju seperti sekarang? Jawabannya adalah inspirasi dari Lee Kuan Yew. Perdana Menteri Lee menyadari bahwa rakyat Singapura yang tidak tertata membutuhkan arah. Dan, arah yang diberikan oleh PM Lee adalah bahwa Singapura harus memiliki standar kehidupan yang sama seperti Swiss. Tentu saja rakyat Singapura pada waktu itu tidak paham apa yang dimaksud oleh perdana menteri mereka. Maka Lee Kuan Yew pun membagi-bagikan kartu pos kepada seluruh rakyat Singapura.

Pada kartu pos tersebut tertera gambar-gambar indah seperti taman yang hijau, sungai yang bersih, makanan yang lezat, orang-orang yang berbaju rapi serta anak-anak yang bergembira ria. Semua itu adalah gam bargambar mengenai kehidupan di Swiss. Lalu Lee Kuan Yew pun mengajak seluruh masyarakat Singapura untuk mewujudkan impian tersebut melalui disiplin dan kerja keras. Rakyat Singapura yang tidak menerima imbalan langsung apa pun siap melalui perjalanan panjang tersebut karena terinspirasi. Dan pada pergantian milenium lalu, seluruh rakyat Singapura turun ke jalan-jalan
utama dan meneriakan, "We have arrived!" Ya, mereka sudah mencapai impian yang mereka canangkan tiga puluh lima tahun yang lalu.

Setelah memahami apa yang saya maksud dengan pemimpin yang menginspirasi, tentu para pembaca bertanya-tanya: Apa yang membuat seseorang bisa menjadi pemimpin yang menginspirasi? Karena inspirasi merupakan bentuk perpindahan energi dari satu orang pemimpin kepada orang-orang yang mengikutinya, maka jawaban terhadap pertanyaan di atas kembali terletak kepada "hukum kekekalan enerqi" seorang pemimpin yang terdiri dari penciptaan energi, penularan energi dan pelestarian energi. Berikut pembahasan singkat terhadap ketiganya.

PENCIPTAAN ENERGI
Seorang pemimpin perlu menemukan energi bagi dirinya agar ia bisa menularkan energi tersebut kepada orang lain yang mengikutinya. Para Nabi mendapatkan energi ini dari wahyu Tuhan. Para pemimpin negara atau organisasi mendapatkan energi ini dari impian atau visinya. Dengan adanya impian atau visi, maka seorang pemimpin memiliki energi untuk menyemangati dirinya karena dia sudah 'melihat' tujuan yang hendak dicapai. Lalu bagaimana bila seorang pemimpin tidak memiliki visi? Tidak usah khawatir, bila ia berkomunikasi dengan para pengikutnya sehingga ia bisa memahami perkataan hati mereka, maka seorang pemimpin akan bisa menemukan visi tersebut.

PENULARAN ENERGI
Selanjutnya, setelah memiliki energi untuk dirinya, seorang pemimpin harus bisa menularkan energi tersebut kepada para pengikutnya. Untuk itu, ia harus bisa menceritakan (mengkomunikasikan) negeri impian yang hendak dicapai dengan bahasa yang memotivasi.
Dalam hal ini, paling tidak ada dua hal yang harus diperhatikan oleh seorang pemimpin. Pertama, ia harus paham betul alasan-alasan mengapa impian itu harus diraih bersama-sama. Termasuk ke dalam hal yang satu ini adalah harapan dari para pengikutnya. Bila para pengikutnya tidak bisa menemukan alasan mengapa ia harus mencapai impian tersebut, maka para pengikut tersebut tidak akan memiliki sumber energi untuk diri mereka. Meskipun pada tahap awal sang pemimpin bisa "memaksa mereka untuk ikut, namun lambat laun, para pengikut tersebut akan kelelahan juga. Kedua, seorang pemimpin harus bisa menjelaskan negeri impian tersebut dalam bahasa yang paling mudah dipahami oleh para pengikutnya. Semakin para pengikutnya tersebut bisa memiliki gambaran {memvisualisasikan} mengenai impian yang diceritakan tersebut, semakin kuat mereka bisa memotivasi diri mereka sendiri. Di sinilah cerdiknya Lee Kuan Yew.

PELESTARIAN ENERGI
Terakhir, energi yang sudah ditularkan kepada para pengikut tersebut harus dilestarikan agar tidak menjadi pudar dan kemudian lenyap. Meskipun sepertinya tidak terjadi hal-hal yang fantastis dalam tahap pelestarian energi ini, namun menurut hemat saya, pada tahap inilah seorang pemimpin benar-benar diuji apakah ia seorang yang menginspirasi atau tidak. Agar bisa melestarikan energi dan bahkan meningkatkan kadar energi yang sudah dimiliki para pengikutnya, seorang pemimpin paling tidak harus bisa mendemonstrasikan tiga hal.

Integritas. Apakah seorang pemimpin benar-benar sedang berusaha mencapai kebaikan bagi para pengikutnya ataukah hanya untuk kebaikan dia sendiri diuji dari integritasnya. Banyak orang yang berpendapat integritas adalah menyatunya antara kata dan perbuatan. Maksudnya apa yang dikatakan, itulah yang dilakukan. Hal utama yang di katakan oleh seorang pemimpin adalah impian atau visi untuk para pengikutnya. Dan perbuatan yang disorot dari seorang pemimpin adalah kesesuaian antara apa yang di lakukannya dengan kemajuan untuk mewujudkan impian dan visi tersebut. Bila apa yang ia lakukan tidak membuat impian dan visi yang dikatakannya semakin mendekati kenyataan, maka
pemimpin tersebut dinilai tidak memiliki integritas oleh para pengikutnya.

Humble. Selain integritas, seorang pemimpin juga harus memiliki kerendahan hati {humble}. Sekalipun seseorang memiliki visi yang kuat, kemampuan memotivasi yang tinggi serta integritas yang tidak diragukan, bila ia arogan dan terlebih lagi tidak mau mendengarkan para pengikutnya, maka lambat laun para pengikutnya akan merasa frustasi karena merasa hanya diperlakukan sebagai obyek yang hanya memuaskan keinginan sang pemimpin tanpa diberi kesempatan untuk menyampaikan aspirasinya.

Humanity. Hal terakhir yang dibutuhkan untuk melestarikan energi adalah kemanusiaan atau (humanity) dari seorang pemimpin. Maksudnya, seorang pemimpin harus tetap sadar bahwa para pengikutnya adalah manusia biasa. Mereka bisa kelaparan, kelelahan, sakit, marah, kecewa atau kehilangan keyakinan. Di sinilah pendekatan yang lebih bersifat kemanusiaan justru akan membangkitkan kembali energi yang telah memudar tersebut.

Setelah membaca artikel ini, mungkin Anda mulai bertanya-tanya, apakah Anda merupakan pemimpin yang menginspirasi? Jika jawabannya 'ya', maka saya ucapkan selamat! Anda sudah berada di jalur yang benar untuk menjadi pemimpin hebat. Jika jawabannya 'belum', tidak perlu khawatir, Anda sudah tahu apa yang harus Anda lakukan. Semoga tulisan ini menginspirasi Anda untuk menjadi pemimpin yang menginspirasi.

Tulisan ini dapat Sobat dapatkan di Lion Magazine Online alamat: http://issuu.com/lionmagazine/docs/lionmag_agustus_2014

Judul Artikel: Pemimpin Yang Menginspirasi (LionMag Agustus 2014)
Link URL : http://debrianruhut.blogspot.com/2014/08/pemimpin-yang-menginspirasi-lion-magazine-agustus-2014.html
Jangan lupa untuk membagikan artikel Pemimpin Yang Menginspirasi (LionMag Agustus 2014) ini jika bermanfaat bagi sobat.

Debrian Ruhut says: Indonesian blogger, ten-fingers typist, pepsi hater, mommy cuisine lover, dog lover, and thank GOD a cum-lauder too :P ▬ You may share the article but don't forget to write the source link. No plagiarism please.
Next Prev Home
Pengunjung yang baik selalu memberikan Komentar. No Sara. No Spamming. Bersama, kita bangun blogger Indonesia lebih cerdas dan kreatif. Terima Kasih :)

0 komentar:

Posting Komentar

PageRank

Free PageRank Checker
 

Debrian Ruhut Blog. © May 2009 - 2021 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner | Terms Of Service | Privacy Policy | Powered By Blogger |