Rabu, Januari 6

Menulis Masih Menjadi Suatu Kebutuhan? Filosofi Kehidupan


Artikel Penting | Catatan Pengalaman | Tulisan Bebas - Menulis adalah kebutuhan, itulah filosofi pertama kali yang mendasari saya memulai menulis di blog. Sudah 12 tahun blog ini online sejak Mei 2009, dan tetap saja kehidupan tidak bisa lepas dari menulis. Bagi sebagian besar orang, menulis awalnya merupakan pekerjaan yang berat, karena rata-rata orang susah untuk mengungkapkan isi hatinya dalam sebuah tulisan. Entah sudah menjadi budaya khususnya di Indonesia bahwa mengungkapkan suatu hal mesti dipikirkan baik-baik sehingga tidak menyinggung, atapun karena budaya kita yang lebih sering mencerca hasil buah pikiran orang lain, sehingga calon-calon penulis menjadi engan untuk menulis. 

Menulis harusnya difokuskan pada diri sendiri, bukan untuk kesenangan orang lain. Menulis dengan motivasi untuk orang lain hanya akan dapat diaplikasikan jika memang tujuan tulisan itu untuk mengajak orang lain melakukan suatu tindakan, dan ini biasanya saya temui dalam artikel-artikel marketing yang mengajak orang untuk membeli suatu produk. Sedangkan tujuan menulis untuk suatu kebutuhan haruslah didasari pada pemenuhan diri dalam menyampaikan ide secara gamblang tanpa terbebani apakah tulisan saya ini bagus atau jelek. 

Menulis sebagai kebutuhan sama seperti kebutuhan kita lain yakni sandang, pangan dan papan. Jika 3 kebutuhan utama tersebut hanya untuk pemenuhan fisik, maka mental manusia juga perlu diberi "makan". Kita mengenal dalam setiap manusia terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Tubuh akan terkait dengan fisik yang nampak, sedangkan jiwa dan roh untuk kondisi yang tidak tampak. Tubuh yang sakit terlihat jelas dengan panca indera kita, sedangkan jiwa dan roh yang sakit akan sulit untuk dideteksi, kecuali jika kesakitannya sudah mencapai level akut. Makanya, kita kadang menemui orang yang sakit jiwa, atau gangguan kejiwaan. Sakit jiwa juga semakin ke sini semakin banyak macamnya, ada orang yang sakit jiwa akut sehingga dirinya sendiri tidak tahu kalau sudah menjadi gila. Ada sakit jiwa yang sebenarnya masih dalam level normal, karena masih bisa dipulihkan. Ambil contoh saja, yang sering terjadi pada ibu pasca melahirnya, rata-rata jika didiagnosa oleh dokter spesialis kejiwaan akan menemukan kondisi ibu mengalami frustasi atau gangguan kejiwaan atau mental yang disebut Depresi postpartum atau postpartum. Tidak jarang ibu malah menyakiti anaknya sendiri bahkan sampai membunuh anaknya karena tidak kuasa menahan beban yang sebelumnya tidak pernah disangkanya. Kondisi ini masih dapat dipulihkan, dengan bantuan keluarga atau sang suami. Obat untuk memulihkan sakit kejiwaan level ini dapat dilakukan dengan memberikan support dan bantuan secara penuh agar si ibu tidak merasakan bebannya sendirian. 

Lalu untuk komponen yang terakhir yaitu kesehatan roh? bagaimana pemenuhannya? kesehatan roh sebenarnya banyak dibahas pada mereka yang beragama kristen, dimana orang kristen memahami bahwa roh (Allah) adalah Tuhan sendiri yang mengisi hidup manusia untuk memberikan kesadaran penuh akan arti kehidupan, tujuan hidupnya, serta misi kehidupannya dalam dunia. Mungkin diri kita juga pernah melakukan kontemplasi atau perenungan bahwa sebenarnya mengapa kita ada di dunia? apa artinya kita hidup yang hanya berumur rata-rata 70 tahun saja, dan apa yang harus kita lakukan untuk memberikan arti dalam kehidupan? pemikiran ini hanya muncul pada sisi manusia yang semakin dekat dengan Tuhan. 

Roh tentu bermakna umum, dimana kita bisa juga menyebut orang yang kerasukan roh jahat, akan melakukan sesuatu di luar kendali orang tersebut tergantung roh yang merasukinya. Jika kita dirasuki oleh Roh Tuhan, maka baiklah segala hidup kita dan cara pandang kita, sedangkan jika kita dirasuki oleh Roh Jahat (Iblis), maka segala hidup kita akan dipenuhi oleh rasa benci, tamak, amarah, dan panas hati yang tidak berdasar. Maka hati-hatilah terhadap kesehatan rohmu, karena kondisi ini dapat membuat kita jatuh pada lubang kehidupan yang paling kelam jika kita telah dirasuki oleh roh jahat.

Perlu kita pahami bahwa ada perbedaan yang nyata antara pemenuhan kesehatan tubuh, jiwa dan roh, yaitu pemenuhan kesehatan tubuh dan jiwa dilakukan karena kita ingin meraih kesehatan itu, sedangkan pemenuhan kesehatan roh dilakukan karena kita sudah meraih kesehatan itu. Artinya bahwa tubuh dan jiwa yang sehat didapat karena kita mengusahakannya, sedangkan roh yang sehat karena didapat bukan karena usaha kita, tapi sebagai akibat dari campur tangan Tuhan sehingga kesehatan roh itu terpancar.  Pasti kita bingung untuk mencerna kalimat ini.

Zaman dulu orang yang dipenuhi oleh roh Tuhan kepala mereka akan tampak bersinar seperti ada lingkaran 'halo'. Di dalam Alkitab yang bercerita tentang kisah nabi-nabi, maka akan digambarkan bagaimana wajah Musa yang bersinar-sinar, ketika Musa turun dari Gunung Sinai setelah menerima dua Loh Batu Hukum Allah. "Ketika Harun dan segala orang Israel melihat Musa, tampak kulit mukanya bercahaya, maka takutlah mereka mendekati dia." dalam Alkitab Keluaran 34:30 (dalam al-Qur’an Q.S Thaha 20:80-83 & Q.S al-A'raf 7:143-145) lebih lanjut. Maka penting untuk dipahami bahwa pemenuhan kesehatan roh akan ditandai dengan pancaran yang berbeda bukan hanya dari penampakan fisik, tapi juga perubahan paradigma dan cara pandang terhadap sesuai (metanoia, change in one's way of life resulting from penitence or spiritual conversion.).

Kesimpulan yang ingin disampaikan yaitu menulis merupakan salah satu tanda bahwa seseorang telah mengalami perubahan paradigma dalam kehidupannya, karena dengan menulis maka nilai-nilai kehidupan dapat disampaikan dengan bahasa yang unik sesuai pemahaman sang penulis, yang dimaksudkan untuk pemenuhan kesehatan jiwanya dan sebagai akibat karena pemenuhan kesehatan rohnya. Salam.

Judul Artikel: Menulis Masih Menjadi Suatu Kebutuhan? Filosofi Kehidupan
Link URL : http://debrianruhut.blogspot.com/2021/01/menulis-masih-menjadi-suatu-kebutuhan-filosofi-kehidupan.html
Jangan lupa untuk membagikan artikel Menulis Masih Menjadi Suatu Kebutuhan? Filosofi Kehidupan ini jika bermanfaat bagi sobat.

Debrian Ruhut says: Indonesian blogger, ten-fingers typist, pepsi hater, mommy cuisine lover, dog lover, and thank GOD a cum-lauder too :P ▬ You may share the article but don't forget to write the source link. No plagiarism please.
Prev Home
Pengunjung yang baik selalu memberikan Komentar. No Sara. No Spamming. Bersama, kita bangun blogger Indonesia lebih cerdas dan kreatif. Terima Kasih :)

0 komentar:

Posting Komentar

PageRank

Free PageRank Checker
 

Debrian Ruhut Blog. © May 2009 - 2021 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner | Terms Of Service | Privacy Policy | Powered By Blogger |