Rabu, Agustus 3

Life Companion - Your Love Destination


Artikel Penting | Catatan Pengalaman | Tulisan BebasSobat…Bagaimana kami tahu bahwa cinta kami cukup dalam untuk menghantar kami ke arah berdampingan seumur hidup, menuju kepada kesetiaan yang sempurna? Bagaimana kami dapat yakin bahwa cinta kami ini cukup matang untuk diikat sumpah nikah serta janji untuk berdampingan seumur hidup sampai maut memisahkan?




Pertama, Ujian untuk merasakan sesuatu bersama.

Cinta sejati ingin merasakan bersama, memberi, mengulurkan tangan. Cinta sejati memikirkan pihak yang lainnya, bukan memikirkan diri sendiri. Jika kalian membaca sesuatu, pernahkah kalian berpikir, aku ingin membagi ini bersama sahabatku?
Jika kalian merencanakan sesuatu,adakah kalian hanya berpikir tentang apa yang ingin kalian lakukan, ataukah apa yang akan menyenangkan pihak lain?
Sebagaimana Herman Oeser, seorang penulis Jerman pernah mengatakan, “Mereka yang ingin bahagia sendiri, janganlah nikah. Karena yang penting dalam pernikahan ialah membuat pihak yang lain bahagia. Mereka yang ingin dimengerti pihak yang lain, janganlah nikah. Karena yang penting di sini ialah mengerti pasangannya.

Maka batu ujian yang pertama ialah:“Apakah kita bisa sama-sama merasakan sesuatu?
Apakah aku ingin menjadi bahagia atau membuat pihak yang lain bahagia?”

Kedua, Ujian kekuatan.

Saya pernah menerima surat dari seorang yang jatuh cinta, tapi sedang risau hatinya. Dia pernah membaca entah di mana, bahwa berat badan seseorang akan berkurang kalau orang itu betul-betul jatuh cinta. Meskipun dia sendiri mencurahkan segala perasaan cintanya, dia tidak kehilangan berat badannya dan inilah yang merisaukan hatinya. Memang benar, bahwa pengalaman cinta
itu juga bisa mempengaruhi keadaan jasmani. Tapi dalam jangka panjang cinta sejati tidak akan menghilangkan kekuatan kalian; bahkan sebaliknya akan memberikan kekuatan dan tenaga baru pada kalian. Cinta akan memenuhi kalian dengan kegembiraan serta membuat kalian kreaktif, dan ingin menghasilkan lebih banyak lagi.

Batu ujian kedua:“Apakah cinta kita memberi kekuatan baru dan memenuhi kita dengan tenaga kreaktif,
ataukah cinta kita justru menghilangkan kekuatan dan tenaga kita?”

Ketiga, Ujian penghargaan.

Cinta sejati berarti juga menjunjung tinggi pihak yang lain. Seorang gadis mungkin mengagumi seorang jejaka, ketika ia melihatnya bermain bola dan mencetak banyak gol. Tapi jika ia bertanya pada diri sendiri, “apakah aku mengingini dia sebagai ayah dari anak-anakku? “, jawabnya sering sekali menjadi negatif. Seorang pemuda mungkin mengagumi seorang gadis, yang dilihatnya sedang berdansa. Tapi sewaktu ia bertanya pada diri sendiri, “apakah aku mengingini dia sebagai ibu dari anak-anakku? “, gadis tadi mungkin akan berubah dalam pandangannya.

Batu ujian ke tiga.Pertanyaannya ialah: “Apakah kita benar-benar sudah punya penghargaan yang tinggi satu kepada yang lainnya? Apa aku bangga atas pasanganku?”

Keempat, Ujian kebiasaan.

Pada suatu hari seorang gadis Eropa yang sudah bertunangan datang pada saya. Dia sangat risau, “Aku sangat mencintai tunanganku,” katanya, “tapi aku tak tahan caranya dia makan apel.” Gelak tawa penuh pengertian memenuhi ruangan. “Cinta menerima orang lain bersama dengan kebiasaannya. Jangan menikah  berdasarkan paham cicilan, lalu mengira bahwa kebiasaan-kebiasaan itu akan berubah di kemudian hari. Kemungkinan besar itu takkan terjadi. Kalian harus menerima pasanganmu sebagaimana adanya beserta segala kebiasaan dan kekurangannya.

Pertanyaannya: “Apakah kita hanya saling mencintai atau juga saling menyukai?”

Kelima, Ujian pertengkaran.
 
Bilamana sepasang muda mudi datang mengatakan ingin menikah, saya selalu menanyakan mereka, apakah mereka pernah sesekali benar-benar bertengkar - tidak hanya berupa perbedaan pendapat yang kecil, tetapi benar-benar bagaikan berperang. Seringkali mereka menjawab, “Ah, belum pernah, pak, kami saling mencintai.” Saya katakan kepada mereka, “Bertengkarlah dahulu barulah akan kunikahkan kalian.” Persoalannya tentulah, bukan pertengkarannya, tapi kesanggupan untuk saling berdamai lagi. Kemampuan ini mesti dilatih dan diuji sebelum nikah. Bukan seks, tapi batu ujian pertengkaranlah yang merupakan pengalaman yang “dibutuhkan” sebelum nikah .

Pertanyaannya: “Bisakah kita saling memaafkan dan saling mengalah?”

Keenam, Ujian waktu.

Sepasang muda mudi datang kepada saya untuk dinikahkan. “Sudah berapa lama kalian saling mencintai?” tanya saya. “Sudah tiga, hampir empat minggu,” jawab mereka. Ini terlalu singkat. Menurut saya minimum satu tahun bolehlah.
Dua tahun lebih baik lagi. Ada baiknya untuk saling bertemu, bukan saja pada hari-hari libur atau hari minggu dengan berpakaian rapih, tapi juga pada saat bekerja di dalam hidup sehari-hari, waktu belum rapi, atau cukur, masih mengenakan kaos oblong, belum cuci muka, rambut masih awut-awutan, dalam suasana yang tegang atau berbahaya. Ada suatu peribahasa kuno, “Jangan menikah sebelum mengalami musim panas dan musim dingin bersama dengan pasanganmu.”
Sekiranya kalian ragu-ragu tentang perasaan cintamu, sang waktu akan memberi
kepastian.

Tanyakan: “Apakah cinta kita telah melewati musim panas dan musim dingin? Sudahcukup lamakah kita saling mengenal?”


Keyword: Artikel Penting | Catatan Pengalaman | Tulisan Bebas
Sumber: internet

Judul Artikel: Life Companion - Your Love Destination
Link URL : http://debrianruhut.blogspot.com/2011/08/life-companion-your-love-destination.html
Jangan lupa untuk membagikan artikel Life Companion - Your Love Destination ini jika bermanfaat bagi sobat.

Debrian Ruhut says: Indonesian blogger, ten-fingers typist, pepsi hater, mommy cuisine lover, dog lover, and thank GOD a cum-lauder too :P ▬ You may share the article but don't forget to write the source link. No plagiarism please.
Next Prev Home
Pengunjung yang baik selalu memberikan Komentar. No Sara. No Spamming. Bersama, kita bangun blogger Indonesia lebih cerdas dan kreatif. Terima Kasih :)

0 komentar:

Posting Komentar

PageRank

Free PageRank Checker
 

Debrian Ruhut Blog. © May 2009 - 2021 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner | Terms Of Service | Privacy Policy | Powered By Blogger |